Wednesday, March 28, 2012

untitled

“Sudah berapa perempuan yang kau peluk? Berapa perempuan yang kau cium? atau mungkin, sudah berapa perempuan yang kau tiduri sejak terakhir kau memutuskan untuk pergi dan sekarang kembali?”
“Setelah kau tau semua yang tak baik tentangku, kenapa kau masih disini menungguku dengan setia?” Lelaki itu menjawab pertanyaan dengan pertanyaan.
Perempuan itu berdiri, raut wajahnya entah mengartikan apa.

“Aku masih disini, di tempat yang sama, dengan alasan yang sama. Menunggumu kembali. Entahlah, aku pun tak tahu mengapa aku masih bisa menunggumu setelah nyeri yang kau beri saat memutuskan untuk pergi. Aku perempuan, sama sepertimu seorang manusia yang punya hati. Hanya saja, aku lebih dulu tau apa yang ku inginkan. Kamu!” Ya, kupikir cinta yang membuatku masih berdiri. Cinta yang dari hatiku masih untukmu, dan akan selalu begitu.”
Karena jika seseorang telah memutuskan apa yang akan dia perjuangkan, cinta hanya milik mereka yang tak pernah menyerah. Diam bukan berarti tak ingin, diam bukan berarti tak melakukan apapun. Hanya jika memang saatnya, membiarkan orang yang dicintai pergi untuk melakukan apa yang sudah ditakdirkan untuknya, adalah pembuktian tertinggi dari cinta itu sendiri.
Karena jika memang dia adalah orang yang ditakdirkan untukmu, sejauh apapun dia pergi, maka dia akan kembali. Dan jika dia tak pernah kembali, maka dari awal dia memang bukan untukmu.


this note taken from: http://aksarabicara.tumblr.com/

No comments:

Post a Comment